PROSES DAN TAHAP KONSELING INDIVIDUAL
A.
Pengertian Proses Konseling
Konseling adalah
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara seorang konselor/ahli
dengan seorang klien. Dalam hal ini, klien dibantu untuk memahami dirinya,
keadaanya, kemungkinan keadaannya dimasa depan, demi kesejahteraan dirinya dan
masyarakat. Lebih lanjut, klien dapat memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
Menurut Jones,
konseling adalah suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang
terlatih dengan seorang klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual,
meskipun teradang melibatkan dua orang atau lebih dan dirancang untuk membantu
klien untuk memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehinga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan sebuah hubungan profesional
yang dilakukan antara konselor dengan seorang klien yang dimaksudkan untuk
membantu klien dalam memecahkan masalah yang ada pada dirinya, mengenal
kebutuhan dan potensi yang ada pada dirinya, serta membantunya dalam
mengaktualisasikan dirinya.
B.
Proses dan Langkah-Langkah dalam
Konseling
Proses konseling pada dasarnya bersifat
sistematis. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk sampai pada pencapaian
konseling yang sukses. Tetapi sebelum memasuki tahapan tersebut, sebaiknya
konselor memperoleh data mengenai diri klien melalui wawancara pendahuluan
(intake interview). Manfaat dari intake interview adalah memperoleh data pribadi atau hasil
pemeriksaan klien. Setelah itu, konselor dapat memulai langkah selanjutnya.
Langkah-langkah dalam konseling adalah
sebagai berikut.
1. Relating
(Membangun Hubungan)
Membangun hubungan dijadikan langkah
pertama dalam konseling, karena klien dan konselor harus saling mengenal dan menjalin kedekatan
emosinal sebelum sampai pada pemecahan masalahnya. Pada tahapan ini, konselor
harus menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dan kompeten dalam menangani masalah
klien. Hubungan konseling harus berbentuk a working relationship yaitu hubungan
yang berfungsi, bermakna, dan berguna. Konselor dan klien saling terbuka satu sama lain tanpa ada
kepura-puraan. Selain itu, konselor dapat melibatkan klien terus menerus dalam
proses konseling. Keberhasilan pada tahap ini menentukan keberhasilan langkah
konseling selanjutnya.
Membangun hubungan dalam konseling juga
dapat dimanfaatkan konselor untuk menentukan sejauh mana klien mengetahui
kebutuhannya dan harapan apa yang ingin dia capai dalam konseling. Konselor
juga dapat meminta klien agar berkomitmen menjalani konseling dengan sungguh-sungguh.
Pada tahap ini konselor membina hubungan
baik dengan klien dengan cara menunjukkan perhatian, penerimaan, penghargaan,
dan pemahaman empatik. Apabila klien dekat dengan dan percaya kepada konselor,
ia akan bersedia membuka diri lebih jauh untuk mengemukakan masalah yang
dihadapinya kepada konselor. Sehingga klien dengan suka rela termotivasi untuk
mengikuti proses konseling sampai selesai.
2. Identifikasi
dan penilaian masalah
Apabila hubungan konseling telah
berjalan baik, maka langkah selanjutnya adalah memulai mendiskusikan
sasaran-sasaran spesifik dan tingkah laku seperti apa yang menjadi ukuran
keberhasilan konseling. Konselor memperjelas tujuan yang ingin dicapai oleh
mereka berdua. Hal yang penting dalam langkah ini adalah bagaimana keterampilan
konselor dapat mengangkat isu dan masalah yang dihadapi klien.
Pengungkapan masalah klien kemudian
diidentifikasi dan didiagnosa secara cermat. Seringkali klien tidak begitu
jelas mengungkapkan masalahnya. Apabila ini terjadi konselor harus membantu
klien mendefinisikan masalahnya secara tepat agar tidak terjadi kekeliruan
dalam diagnosa.
3. Memfasilitasi perubahan konseling
Pada
tahap ini, konselor mulai memikirkan alternatif pendekatan dan strategi yang
akan digunakan agar sesuai dengan masalah klien. Harus dipertimbangkan pula
bagaimana konsekuensi dari alternatif dan strategi tersebut. Jangan sampai
pendekatkan dan strategi yang digunakan bertentangan dengan nilai-nilai yang
terdapat pada diri klien, karena akan menyebabkan klien otomatis menarik
dirinya dan menolak terlibat dalam proses konseling. Ada beberapa strategi yang
dikemukakan oleh Willis untuk mempertimbangkan dalam konseling:
a. Mengkomunikasikan
nilai-nilai inti agar klien selalu jujur dan terbuka sehingga dapat mengali
lebih dalam masalahnya.
b. Menantang
klien untuk mencari rencana dan strategi baru melalui berbagai alternatif. Hal
ini akan membuatnya termotivasi untuk meningkatkan dirinya sendiri.
Pada langkah ini terlihat dengan jelas
bagaimana proses konseling berjalan. Apakah terjadi perubahan strategi atau
alternatif. Yang telah disusun? Sudah tepat atau malah tidak sesuai?. Proses
konseling berjalan-jalan terus-meneruspada akhirnya sampai kepada pemecahan
masalah.
4. Evaluasi
dan Terminasi
Tahap
ini adalah langkah terakhir dalam proses konseling secara umum. Evaluasi
terhadap hasil konseling akan dilakukan secara keseluruhan. Yang menjadi ukuran
keberhasilan konseling akan tampak pada kemajuan tingkah laku klien yang
berkembang kearah yang lebih positif. Proses konseling bisa dikatakan berhasil,
dilihat dari hal berikut:
a. Menurunnya
tingkat kecemasan klien
b. Adanya
perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis.
c. Adanya
rencana hidup dimasa mendatang dengan program yang jelas
d. Terjadi
perubahan sikap positif. Hal ini ditandai dengan klien sudah mampu berfikir
realistis dan percaya diri.
Di Posting Oleh Yahya Wahaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar