KARAKTERISTIK
REMAJA
DAN
IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
Tugas utama seorang guru
adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia
yang bersifat “unik”. Dalam hal ini, kata unik berarti bahwa tidak ada manusia
yang sama dan kondisi mereka pun sendiri tidak menetap. Ini diartikan bahwa
setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, baik secara
karakter dan budaya yang mereka dapatkan. Dan dengan seiring waktu, situasi dan
kondisi lingkungan serta factor intern akan mempengaruhi sikap, emosi dan cara
penyesuaian diri dengan orang-orang sekitar mereka dan lingkungannya. Inilah
yang membuat setiap anak didik itu berbeda.
Begitu juga bila kita akan
mengajar dengan anak usia 12 keatas, dimana mereka dalam suatu masa yang
disebut masa remaja. Keunikan para remaja terletak dalam individualismenya,
bukan pada masa remajanya. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
yang artinya : “ tumbuh / tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut Hurlock,
adolescence adalah tumbuh untuk mencapai kematangan mental,
emosional,social,dan fisik. Menurut Piaget, remaja adalah suatu usia
dimana individu yang menuju manusia dewasa,suatu usia dimana anak tidak merasa
berada dibawah tingkat orang yang lebih tua,melainkan merasa sama/ paling tidak
sejajar. Bila dilihat usia, siswa SLTP dan SLTA termasuk masa remaja. Masa ini
meliputi 1) Remaja awal : 12-15 tahun, 2) Remaja madya : 15-18 tahun, 3) Remaja
akhir : 19-22tahun( Konopka(Pikunas,1976)). Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang remaja, pada urian berikut akan dijelaskan karakteristik
umum perkembangan remaja,karakteristik perkembangan siswa sekolah menengah, dan
upaya serta implikasinya dengan proses pembelajaran.
A.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
FISIK REMAJA
Karakteristik perkembangan fisik masa remaja:
1.
Perkembangan anatomis;
Adanya perubahan kuantitatif
pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala
dengan tinggi garis keajegan badan secara secara keseluruhan.
2.
Perkembangan fisiologis;
Ditandai dengan adanya
perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja
biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan,
persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara
berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik sangat pesat, pada
usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat mencolok. Kemudian,
pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir
bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan.
Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai
penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di
satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar
terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan
pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang
diberikan kepada masing-masing anggota
Implikasi perkembangan
psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya dalam membimbing
remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai hubungan yang
lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau
wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan
kemandirian ekonomi. Memilih dan mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan
dan hidup berkeluarga. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab
secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
1.
Perkembangan fisik pada remaja
Perubahan yang paling
dirasakan oleh remaja pertama
kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang
bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan
hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan
dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya.
Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya,
jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai
dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja
dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self
picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu
juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi
pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh
norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan
anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994),
kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk
sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang.
Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja
ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja
sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri
sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi
persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal
ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.
2.
Ciri-ciri Perubahan fisik remaja
Secara umum
perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
·
Pertumbuhan payudara (3 - 8
tahun)
·
Pertumbuhan rambut
pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
·
Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5
tahun)
·
Menarche/menstruasi (10 – 16
tahun, kadang 7 thn)
·
Pertumbuhan bulu ketiak (2
tahun setelah rambut pubis)
·
Kelenjar menghasilkan minyak
dan keringat (sama dengan
tumbuhnya bulu ketiak)
tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
·
Pertumbuhan testis (10 – 13,5
tahun)
·
Pertumbuhan rambut
pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
·
Pembesaran badan (10,5 – 16
tahun)
·
Pembesaran penis (11 – 14,5
tahun)
·
Perubahan suara karena
pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
·
Tumbuhnya rambut di wajah dan
ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·
Kelenjar menghasilkan minyak
dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Tugas perkembangan remaja perlu diketahui para remaja agar dapat dijadikan
acuan bagi masa berikutnya yaitu masa dewasa dan perlu diketahui pula oleh para
orangtua dan guru agar dapat membimbing putra-putri/murid-muridnya untuk dapat
melewati masa-masa “penuh badai” tersebut dengan baik.
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut
terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain
atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti
bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya.
Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan
orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya
sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.Tugas
perkembangan ada dalam setiap tahap kehidupan. Tidak hanya untuk remaja namun dari
kanak-kanak hingga dewasa lanjut.Setiap tahap kehidupan memang telah memiliki
tugas perkembangannya masing-masing.
B.
KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK REMAJA
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai
dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu
pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama pandangan moral individu
makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa
yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan
moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian
moral menjadi kurang egoistik.
Remaja sering kali disebut masa pencarian jati
diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego. Oleh karena itu,
terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu:
Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak adealisme angan-angan
yang hendak diwujudkan dimasa depan. Akan tetapi, dengan kemampuan yang kurang
belum memadai remaja untuk mewujudkannya. Sering angan-angan itu lebih besar
dari kemampuannya. Tarik- menarik antara angan- angan yang tinggi dengan
kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka meliputi perasaan
kegelisaan.
Pertentangan
Sebagai individu dengan penuh ego, terkadang
mereka ingin melepaskan diri dari orang tua. Namun dengan kemampuan yang belum
mandiri dan belum berani mengambil resiko, terkadang timbul pertentangan antara
diri sendiri maupun dengan orang lain.
Menghayal
Dengan berbagai angan- angan yang banyak, namun
tak terealisasi. Banyak remaja mengaplikasikannya dengan menghayal.
Membentuk dunia fantasi mereka untuk mencapai kepuasaan. Namun tak selamanya
menghayal merupakan hal negative,terkadang khayalan dapat melahirkan ide yang
bersifat konstruktif.
Aktivitas Kelompok
Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari
kesulitan/ rasa depresi mereka dengan berkumpul dengan rekan sebaya dan
melakukan kegiatan yang mereka sukai.
Keinginan Mencoba Segala Sesuatu.
Pada umumnya, rasa ingin tau remaja sangat
tinggi. Remaja cenderung ingin berpetualang,menjelajah segala sesuatu dan
mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu penting
bagi remaja diberikan bimbingan agar rasa ingin taunya terarah kepada kegiatan
yang positif ,kreatif, produktif.
Adapun Karakteristik
aspek-aspek Perkembangan Remaja sebagai berikut:
1.
Aspek Fisik
Ditandai dengan matangnya
organ- organ seksual. Konsentrasi hormon – hormone tertentu meningkat
secara dramatis pada masa remaja, seperti hormone testoteron dan estradiol.
2.
Aspek Intelektual,
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berfikir operional
formal, dengan cirri-ciri :
·
Cara berfikir yang tidak hanya
sebatas disini dan sekarang, tetapi juga terkait dengan dunia kemungkinan/ masa
depan.
·
Kemampuan berfikir hipotetik
·
Kemampuan melakukan eksplorasi
dan ekspansi pemikiran, horizontal berfikirnya semakin luas(seperti menyangkut
aspek-aspek social,moralitas agama,dan keadilan).
3.
Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas.
Pertumbuhan organ- organ seksual mempengaruhi emosi/perasaan baru yang belum
pernah dialami, seperti : rasa rindu, cinta dll.
4.
Aspek Sosial
Pada masa ini perkembangan social
cognition,yakni kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja
untuk menjalin hubungan social dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai
dengan berkembangnya sikap conformity,yaitu kecendrungan untuk meniru,
mengikuti,opini,pendapat, kebiasaan, hobby,dll.
5.
Aspek
Kepribadian
Erikson (Adams &Gullota, 1983:36-37;Conger, 1977:92-93) berpendapat bahwa remaja merupakan
masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari
pengalaman remaja, karena semua krisis normative yang sebelumnya telah
memberikan konstribusi kepada perkembangan identitas ini. Anita E.Woolfolk
mengartikan identity, sebagai “ suatu pengorganisasian dorongan- dorongan,
kemampuan-kemampuan, keyakinan,dan pengalaman siswa ke dalam citra diri yang
konsisten. Salzman (Pikunas: 1976) masa remaja ditandai dengan berkembangnya
sikap tergantung kepada orangtua kearah kemandirian, minat seksualitas,
kecenderungan untuk merenung/ memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika
dan isu-isu moral. Apabila remaja gagal mengembangkan rasa identitasnya,
maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas.
Dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan prilaku yang menyimpang,melakukan
kriminalitas/ menutup diri.
Kesadaran Beragama
Pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang
kokoh, yaitu nilai moral,terutama yang bersumber dari agama. Terkait dengan
kehidupan beragama remaja,ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk
mencapai kesadaran beragama yang diharapkan.
C.
IMPLIKASI PERKEMBANGAN
FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain
mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan
pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat
rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang
dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
·
Membantu siswa dalam menemukan
jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
·
Emosi yang memuncak adalah
karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk
pengendalian emosi negative.
·
Mengajari cara memahami orang
lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
Dengan
mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih
dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja
berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi
remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan
menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja
Posting Oleh Yahya Wahaka
Casino Slot Machines Online - Best Gambling Sites
BalasHapusPlay casino slots for real 인터넷바카라 money on real 바카라양방사무실 money at 먹튀 랭크 CasinoRatOnline. motivatetheyouthrva.com Learn how 1xbet korean to play and win at CasinoRatOnline.