Kamis, 02 Juni 2016

KARAKTERISTIK REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN



KARAKTERISTIK REMAJA
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang bersifat “unik”. Dalam hal ini, kata unik berarti bahwa tidak ada manusia yang sama dan kondisi mereka pun sendiri tidak menetap. Ini diartikan bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, baik secara karakter dan budaya yang mereka dapatkan. Dan dengan seiring waktu, situasi dan kondisi lingkungan serta factor intern akan mempengaruhi sikap, emosi dan cara penyesuaian diri dengan orang-orang sekitar mereka dan lingkungannya. Inilah yang membuat setiap anak didik itu berbeda.
Begitu juga bila kita akan mengajar dengan anak usia 12 keatas, dimana mereka dalam suatu masa yang disebut masa remaja. Keunikan para remaja terletak dalam individualismenya, bukan pada masa remajanya.  Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, yang artinya : “ tumbuh / tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut Hurlock, adolescence adalah tumbuh untuk mencapai kematangan mental, emosional,social,dan fisik. Menurut Piaget, remaja adalah suatu usia dimana individu yang menuju manusia dewasa,suatu usia dimana anak tidak merasa berada dibawah tingkat orang yang lebih tua,melainkan merasa sama/ paling tidak sejajar. Bila dilihat usia, siswa SLTP dan SLTA termasuk masa remaja. Masa ini meliputi 1) Remaja awal : 12-15 tahun, 2) Remaja madya : 15-18 tahun, 3) Remaja akhir : 19-22tahun( Konopka(Pikunas,1976)). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang remaja, pada urian berikut akan dijelaskan  karakteristik umum perkembangan remaja,karakteristik perkembangan siswa sekolah menengah, dan upaya serta implikasinya dengan proses pembelajaran.




A.     KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
Karakteristik perkembangan fisik masa remaja:
1.      Perkembangan anatomis;
Adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara keseluruhan.
2.      Perkembangan fisiologis;
Ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan.
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota
Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya dalam membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Memilih dan mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
1.      Perkembangan fisik pada remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.
2.      Ciri-ciri Perubahan fisik remaja
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
·           Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
·           Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
·           Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
·           Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
·           Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·           Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan
             
tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
·           Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
·           Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
·           Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
·           Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
·           Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
·           Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
·           Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Tugas perkembangan remaja perlu diketahui para remaja agar dapat dijadikan acuan bagi masa berikutnya yaitu masa dewasa dan perlu diketahui pula oleh para orangtua dan guru agar dapat membimbing putra-putri/murid-muridnya untuk dapat melewati masa-masa “penuh badai” tersebut dengan baik.
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.Tugas perkembangan ada dalam setiap tahap kehidupan. Tidak hanya untuk remaja namun dari kanak-kanak hingga dewasa lanjut.Setiap tahap kehidupan memang telah memiliki tugas perkembangannya masing-masing.
B.     KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK REMAJA
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian moral menjadi kurang egoistik.
Remaja sering kali disebut masa pencarian jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego. Oleh karena itu, terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu:
Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak adealisme angan-angan yang hendak diwujudkan dimasa depan. Akan tetapi, dengan kemampuan yang kurang belum memadai remaja untuk mewujudkannya. Sering angan-angan itu lebih besar dari kemampuannya. Tarik- menarik antara angan- angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka meliputi perasaan kegelisaan.
Pertentangan
Sebagai individu dengan penuh ego, terkadang mereka ingin melepaskan diri dari orang tua. Namun dengan kemampuan yang belum mandiri dan belum berani mengambil resiko, terkadang timbul pertentangan antara diri sendiri maupun dengan orang lain.
Menghayal
Dengan berbagai angan- angan yang banyak, namun tak terealisasi. Banyak remaja mengaplikasikannya dengan menghayal.  Membentuk dunia fantasi mereka untuk mencapai kepuasaan. Namun tak selamanya menghayal merupakan hal negative,terkadang khayalan dapat melahirkan ide yang bersifat konstruktif.
Aktivitas Kelompok
Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan/ rasa depresi mereka dengan berkumpul dengan rekan sebaya dan melakukan kegiatan yang mereka sukai.
Keinginan Mencoba Segala Sesuatu.
Pada umumnya, rasa ingin tau remaja sangat tinggi. Remaja cenderung ingin berpetualang,menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu penting bagi remaja diberikan bimbingan agar rasa ingin taunya terarah kepada kegiatan yang positif ,kreatif, produktif.
 Adapun Karakteristik aspek-aspek Perkembangan Remaja sebagai berikut:
1.      Aspek Fisik
Ditandai dengan matangnya organ- organ seksual. Konsentrasi  hormon – hormone tertentu meningkat secara dramatis pada masa remaja, seperti hormone testoteron dan estradiol.
2.      Aspek Intelektual,
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berfikir  operional formal, dengan cirri-ciri :
·        Cara berfikir yang tidak hanya sebatas disini dan sekarang, tetapi juga terkait dengan dunia kemungkinan/ masa depan.
·        Kemampuan berfikir hipotetik
·        Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizontal berfikirnya semakin luas(seperti menyangkut aspek-aspek social,moralitas agama,dan keadilan).
3.      Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ- organ seksual mempengaruhi emosi/perasaan baru yang belum pernah dialami, seperti : rasa rindu, cinta dll.
4.      Aspek Sosial
Pada masa ini perkembangan social cognition,yakni kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan social dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap conformity,yaitu kecendrungan untuk meniru, mengikuti,opini,pendapat, kebiasaan, hobby,dll.
5.       Aspek Kepribadian
Erikson (Adams &Gullota, 1983:36-37;Conger, 1977:92-93) berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normative yang sebelumnya telah memberikan konstribusi kepada perkembangan identitas ini. Anita E.Woolfolk mengartikan identity, sebagai “ suatu pengorganisasian dorongan- dorongan, kemampuan-kemampuan, keyakinan,dan pengalaman siswa ke dalam citra diri yang konsisten. Salzman (Pikunas: 1976) masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap tergantung kepada orangtua kearah kemandirian, minat seksualitas, kecenderungan untuk merenung/ memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Apabila remaja gagal mengembangkan  rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan prilaku yang menyimpang,melakukan kriminalitas/ menutup diri.
Kesadaran Beragama
Pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai moral,terutama yang bersumber dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama remaja,ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan.
C.     IMPLIKASI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK  REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain  mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah.  Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
·      Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
·      Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing  remaja untuk pengendalian emosi negative.
·      Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja

Posting Oleh Yahya Wahaka

1 komentar:

  1. Casino Slot Machines Online - Best Gambling Sites
    Play casino slots for real 인터넷바카라 money on real 바카라양방사무실 money at 먹튀 랭크 CasinoRatOnline. motivatetheyouthrva.com Learn how 1xbet korean to play and win at CasinoRatOnline.

    BalasHapus