Rabu, 01 Juni 2016

Perkembangan Fisik & Kognitif pada Masa Remaja



Perkembangan Fisik & Kognitif pada Masa Remaja

Transisi ke Masa Remaja
Plasma pembawa sifat (gen) yang diwariskan dari orang tua masih mempengaruhi pemikiran dan perilaku selama masa remaja, tetapi kini gen interaksi berinteraksi dengan kondisi sosial dunia remaja. Perubahan biologis pemicu peningkatan minat terhadap citra tubuh (body image). Masa remaja, dengan demikian, memiliki sifat kontinuitas.
Perkembangan Fisik
Di Norwegia, menarche atau haid pertama, sekarang terjadi pada usia 13 tahun keatas, dibandingkan dengan usia 17 tahun pada tahun 1840-an. Di AS, anak – anak menjadi dewasa setahun lebih awal daripada anak – anak di negara Eropa. Menarche adalah sebuah peristiwa yang menandai masa pubertas, namun bukan satu - satunya ciri yang muncul.

Perubahan Purbertas
Pubertas (puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Tetapi, pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba – tiba terjadi. Pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba – tiba terjadi. Pubertas adalah bagian dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur (gradual).
Faktor di balik munculnya kumis pertama pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada anak perempuan adalah banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh oleh aliran darah.

Aspek-aspek Psikologis yang Menyertai Perubahan-perubahan Fisik
Remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Beberapa memasukki masa pubertas lebih awal, yang lain terlambat, dan yang lain lagi tepat pada waktunya.

Perubahan Perkembangan Kognitif
Pemikiran Operasional Formal
Piaget yakin bahwa pemikiran opersional formal berlangsung pada usia 11 hingga 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak daripada pemikiran seoranga anak. Pemikiran remaja juga idealistis. Remaja mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal tentang mereka sendiri dan orang lain dengan standar ideal, sementara anak-anak lebih berpikir tentang apa yang nyata dan apa yang terbatas.

Kognisi Sosial
Remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, mulai berpikir tentang kepribadian. Egosentrisme remaja (adolescent egocentrism) memiliki dua bagian: penonton khayalan dan dongeng pribadi.  

Penonton Khayalan (imaginary audience) ialah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Dongeng Pribadi (the personal fable) ialah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang remaja.

Pengambilan Keputusan
Remaja perlu banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis. Salah satu strategi untuk meningkatkan pengambilan keputusan remaja tentang pilihan dunia nyata adalah dengan mengembangkan lebih banyak peluang bagi remaja untuk terlibat dalam permainan peran dan pemecahan masalah kelompok yang berkaitan dengan keadaan semacam ini di sekolah.
Hakekat Sekolah pada Remaja
Kontroversi seputar sekolah lanjutan
Dari tahun 1890-1920, setiap negara bagian di Amerika telah mengembangkan UU yang melarang anak muda bekerja dan mewajibkan sekolah. 

Transisi ke sekolah menengah lanjutan
Munculnya sekolah menengah lanjutan pada tahun 1920-an dan 1930-an didasari pada perubahan fisik, kognitif, sosial yang menjadi ciri masa remaja awal, dan kebutuhan akan sekolah karena populasi murid yang terus bertambah.

Putus sekolah dari SMA
Banyak murid putus sekolah mengalami kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Untuk mengurangi angka putus sekolah, lembaga pendidikan harus mengatasi hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.

Masalah dan gangguan remaja
Obat terlarang, Alkohol, & Kokain
Alkhohol adalah obat-obatan yang paling banyak digunakkan para remaja. Kokain adalah obat yang kontroversial, penggunaanya oleh anak-anak SMA pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 tahun pada tahun 1987, suatu kecenderungan yang terus berlanjut.

Peran perkembangan, orang tua, dan teman sebaya dalam penyalahgnaan obat-obatan di kalangan remaja
Kurangnya orientasi konvensional dan ketidakmampuan mengendalikan emosi, kemudian diekspresikan dalam pergaulan teman-teman sebaya pengguna obat-obatan, yang akhirnya menyebabkan mereka sendiri juga menggunakkan obat-obatan. Relasi positif orang tua dan orang lain penting dalam mengurangi penggunaan obat-obatan oleh remaja.

Kenakalan remaja
Juvenile delinguency mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran, hingga kriminalitas.

Pencegahan dan penangan kenakalan remaja
1.       Program harus lebih luas cakupanny daripada hanya sekadarberfokus pada kenakalan.
2.       Memiliki komponen ganda
3.       Dimulai sejak awal perkembangan
4.       Sekolah memainkan peran penting
5.       Upaya harus diarahkan pada perubahan instittional daripada perubahan individual
6.       Memberi perhatian
7.       Pengembanga yang berkesinambungan

Bunuh diri
Angka bunuh diri meningkat kira-kira pada usia 15 tahun. Faktor proksimal dan distal terlibat dalam sebab-sebab bunuh diri.

Gangguan makan
Anoreksia nervosa & bulima semakin menjadi masalah bagi kaum remaja perempan. Sebab sosial, psikologis, dan fisiologis dari gangguan yang telah dikemukakan

Status para remaja saat ini dan pemuda yang beresiko
Stats remaja saat ini
Dewasa ini remaja menghadapi tuntutan, harapan, serta risiko, dan godaan yang nampaknya lebih banyak dan komlpeks daripada yang dihadapi oleh para remaja yang nempaknya lebih banyak dan kompleks daripada yang dihadapi oleh para remaja generasi sebelumnya.
Menurut beberapa kriteria, para remaja dewasa ini juga lebih berhasil daripada rekan-rekan mereka pada 1 atau 2 dasawarsa sebelumnya. Tapi cukup banyak remaja dewasa ini tidak diberi peluang dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa yang berkompeten.

Citra ideal masa remaja & pesan ambivalen masyarakat kepada para remaja
·        Banyak orang dewasa menghargai kemandiria anak muda, tetapi berkeras bahwa remaja tidak memiliki kedewasaan untuk mengambil keputusan sendiri yang kompeten tentang kehidupan mereka.
·        Remaja dianggap lugu secara seksual tetapi memiliki pengetahuan yang banyak tentang seks.
·        Banyak orang dewasa memberi cap dan mengkritik remaja atas penggunaan obat-obatan oleh remaja, tetapi orang dewasa itu sendiri merupakan penyalahguna obat-obatan dan perokok berat.
·        Masyarakat mempromosikan pendidikan dan pengembangan pengetahuan sebagai suatu hal yang penting untuk berhasil sebagai orang dewasa.

Pemuda yang beresiko
Anak muda yang beresiko tinggi (high-risk youth) meliputi 10% hingga 15% dari populasi anak muda. Mereka berpartsipasi dalam perilaku yang sama dalam frekuensi yang lebih rendah dan akibat yang kurang merusak. Mereka melakukan tindakan kenakalan yang kurang serius.

Di Posting  By Nurhaera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar