Senin, 30 Mei 2016

Bimbingan Konseling Komprehensif



A.     Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktifitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orangtua dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumnya wajib menerima layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah para siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya pegembangan potensi peserta didik.
Melalui bimbingan dan konseling komprehensif, peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus utama dari bimbingan dan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik secara optimal. Adapun komponen program bimbingan dan koneling komprehensif, yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem.

Muro dan Kottman (1995) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan, yaitu: (1) Layanan dasar bimbingan, (2) Layanan responsive, (3) Layanan perencanaan individual, (4) dan Dukungan sistem


A.                 1. Pelayanan Dasar

Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui kegitan-kegiatan kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangakan potensinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Tujuan layanan ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya membantu siswa agar :
1.      Memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama)
2.      Mampu mengembangkan  keterampilan unttuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya
3.      Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya serta mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kepada para siswa (yang berusia remaja, SLTP dan SLTA) disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir, yang kesemuanya terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci materi aspek-aspek tugas perkembangan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
  • Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Pengembangan kemandirian emosional
  • Pengembangan kemampuan individu (problem solving atau decision making)
  •  Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan belajar yang positif
  • Pengembangan perilaku sosial yang bertanggung jawab (sikap altruis, sikap toleran dalam suasana kehidupan yang heterogen: multi budaya etnis, ras dan agama)
  • Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita
  • Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan pengembangannya secara cepat
  •  Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai kemandirian ekonomi
  •  Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa depan
  • Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
  • Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
Selanjutnaya dalam uraian berikut dikkemukakan contoh materi layanan dasar bimbingan untuk orang dewasa yaitu :
1.      Pengembangan tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa
2.      Kiat-kiat  membantu anak-anak dan pemuda khususnya anak kandungnya sendiri agar berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
3.      Pengembangan aktifiitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang dewasa lainnya
4.      Kiat-kiat memelihara hubungan diri dengan sedemikian rupa dengan pasangannya yakni suami istri sebagai seorang pribadi yang utuh
5.      Pengembangan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa  setengah baya
6.      Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan dan menampilkan unjuk kerja yang lebih baik dalam profesi dan jabatan
7.      Kiat-kiat menyesuaikan diri dengan perkehidupan orang-orang yang berusia lanjut khususnya dalam cara bersikap dan bertindak
B.                 2. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Layanan perencanaan individu adalah layanan, bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan menginimplementasikan rencana rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya itu.
Dapat juga dikemukakan bahwa layanan ini bertujuan untuk membimbing seluruh siswa agar :
a.       Memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.
b.      Dapat belajar memantau dan memahami perkembangan dirinya
c.       Dan dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif
Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan perencanaan individual adalah :
1.      Bidang pendidikan dengan topic-topik belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik kepribadian lainnya
2.      Bidang karir dengan topic-topik mengidentifikasi kesempatan karir yang dulu di lingkungn masyarakat, mengembangan sikap yang positif terhadap dunia kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya
3.      Bidang  sosial pribadi dengan  topic-topik mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain
Adapun kegiatan layanannya adalah sebagai berikut:
1.      Siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang memnyagkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar atau karir
2.      Merumuskan tujuan, dan perencanaan kegiatan (alternative kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya
3.      Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan
4.      Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukiannya
 


3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu, dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.  Layanan responsif bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memcahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan layanan ini dapat juga di kemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yag muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah pribadi-sosial, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
Materi layanan responsif sesuai dengan masalah dan kebutuhan siswa. Masalah siswa pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya. Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari inventori tugas-tugas perkembangan, angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir, leger, psikotes, dan daftar masalah siswa atau alat ungkap masalah siswa (AUM)
Bentuk-bentuk dari layanan responsif antara lain:
1.      Konseling Individual dan Konseling Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik dibantu untuk mengidentifikasi masalah masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
2.      Referal (Alih Tangan)
Apabila konselor kurang memiliki kemampuan untuk manangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalih tangankan konseli kepada pihak yang lebih berwenang atau ahli, seperti psikolog, psikiater, dokter dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti memiliki niat untuk bunuh diri, depresi, tindakan kriminal, kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
3.      Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaboras dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka memperoleh infomasi tentang peserta didik, membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya: memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial.
4.      Kolaborasi dengan Orangtua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan paraa orangtua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orangtua murid. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, tukar pikiran antar konselor dan orangtua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik.
5.      Kolaborasi dengan pihak terkain di luar sekolah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling.
6.      Konsultasi
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orangtua, atau pihak sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal dan meningkatkan kualitas program bk.
7.      Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing, sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konsleor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik yang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik.  Disamping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
8.      Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan , kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permaslaahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
9.      Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan memperoleh data atau keterangan peserta didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya melalui kunjungan ke rumahnya.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya teknologi informasi dan komunikasi) dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Bentuk-bentuk implementasi dari dukungan sistem ini, antara lain:
1.      Pengembangan Profesi
Konselor harus secara kontinu meng-upgrade pengetahuan dan keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop atau melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
2.      Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara dan tercapai apabila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program sekolah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana pembiayaan.
3.      Riset dan Pengembangan
Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.

Posting By Nurhaera Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar